Goresan Tinta Sebuah Hati

tak tersentuh Ku ingin menjadi tak tersentuh, seperti matahari yang sinarnya menerangi namun membakar diri atau seperti embun yang menyejukkan namun harus berteman dg kegelapan sepanjang malam mungkin saja seperti hujan yang menyegarkan, namun harus bertarung dengan gesekan2 yang menimbulkan kilat dan suara petir menggelegar, atau bahkan kerelaan untuk berpisah dengan awan. Bisa pula seperti lava yang kluar dari perut bumi, panas, menghancurkan, namun membuat subur tiap jengkal yang dilalui nya. Aku ingin, memeluk kesedihan dan masalah2ku dalam heningnya malam hingga hanya bintang, bulan, dan gelap, yang melihatnya namun ketika fajar mulai menghangatkan dan embun dipucuk daun mulai menetes maka ku biarkan sang embun menetes dalam kacaunya lalu lintas otakku hingga sejuknya mampu meredam pijar2 api emosi. Dan ku biarkan mentari menyentuh kulit hingga menyusup ke dalam hati lalu beredar keseluruh tubuh dan membuat rona wajah hangat juga menyenangkan. Sungg...

ku tak pernah tau ,, Ku tak pernah tau tentang apa yang engkau rasakan, ku tak pernah tau tentang apa yang engkau harapkan dariku, ku juga tak tau harus berbuat apa dengan hal yang engkau terima, karna yang ku ingat engkau tak pernah menunjukkan saat ku terpuruk, Namun tetap saja, Saat engkau coba menahannya dengan seulas senyuman saat engkau coba mengendalikannya dengan sebuah candaan pun saat engkau coba menutupinya dengan sepatah makian Ku mengerti, dalam tawaku ku mendengar, dalam diamku aku merasakan, dalam pengabaianku Kesakitan itu, kesepian itu, kekecewaan itu, kejengahan itu Tapi, taukah engkau..? Apa yang kita hadapi saat ini, adalah akibat dari satu hal di masa lalu yang kita pilih apa yang kita hadapi saat ini, tak pernah tanpa sepengetahuan dan seijinNya apa yang akan kita lakukan nanti, adalah hal yang mungkin akan mempengaruhi kehidupan orang lain dan apa yang akan kita lakukan sekarang adalah hal yang harus kita pertanggungjawabkan di hadapan...