Yuk Memanah,,Sehat berpahala :)
Pada satu waktu genting
dalam perang Uhud, tak ada siapapun bersama Rasulullah SAW untuk berperang di
sisinya, selain Talhah bin Ubaidillah dan Sa’ad bin Abi Waqqas
Radhiallahu’anhum, itulah saat yang cemas di dalam hidup Baginda yang telah
berdarah kecederaan dan patah giginya. Sedangkan inilah saat dan peluang
keemasan bagi pihak musyrikin.
Sa’ad bin Abi Waqqas dan
Talhah bin Ubaidillah Radhiallahu’anhum telah bertindak penuh kepahlawanan dan
bertempur tak ada bandingannya, hingga tidak memberi kesempatan kepada kaum
musyrikin yang hendak membunuh baginda Nabi SAW, karena mereka berdua adalah
pemanah yang terhandal di kalangan bangsa Arab Quraisy. Kedua-duanya juga
yang disebut antara 10 sahabat yang dijanjikan syurga Allah SWT.
Ketika Sa’ad bin Abi
Waqqas meluncurkan panah-panahnya, Rasulullah SAW mengulurkan anak-anak
panahnya kepada Sa’ad sambil bersabda: “Panahlah mereka hai Sa’ad, bapakku
dan ibuku jadi jaminanmu”. Diantara kelebihan Sa’ad Abi Waqas adalah do'anya
makbul dan apabila memanah tepat mengenai sasaran. Ini karena Nabi Muhamad SAW
pernah mendoakannya: “Ya Allah, jadikanlah sasaran panahnya tepat dan
makbulkan doanya.”
Sa’ad Abi Waqas juga
mendapat gelaran ‘Singa yang Menyembunyikan Kukunya’.
Ibnu Asakir mengeluarkan
dari Ibnu Syihab, dia berkata: “Pada hari pertempuran di Uhud Sa’ad bin Abu
Waqqas telah membunuh tiga orang musyrikin dengan sebatang anak panah.
Dipanahnya seorang, lalu diambilnya lagi panah itu, kemudian dipanahnya orang
yang kedua dan seterusnya orang yang ketiga dengan panah yang sama. Para
sahabat merasa heran tentang keberanian Sa’ad, maka Sa’ad berkata: “Rasulullah
SAW yang telah memberikanku keberanian itu, sehingga aku menjadi begitu berani
sekali.”
Di dalam hadits yang lain,
diceritakan tentang keperwiraan Abu Talhah ketika peristiwa di perang tersebut
yang bermati-matian mempertahankan keselamatan Rasulullah SAW dengan busurnya.
Dari Anas bin Malik RA,
berkata : Ketika berlangsungnya perang Uhud dan tentera Islam berada dalam
keadaan terombang-ambing, tidak banyak sahabat yang bersama Rasullullah SAW.
Abu Talhah RA berada di samping Nabi SAW dan melindungi beliau dengan
perisainya. Abu Talhah RA yang merupakan pakar memanah pada waktu itu, patah
dua sampai tiga batang anak panah (karena kuatnya panahan beliau).
Seorang lelaki berjalan
bersamanya sebuah busur dengan anak panahnya dan baginda berkata: “Serahkannya
kepada Abi Talhah.” Nabi Allah SAW naik ke tempat tinggi dan melihat
kaum musyrikin lantas Abu Talhah RA berkata: “Wahai Nabi Allah, Aku
menebusmu dengan bapak dan ibuku! Jangan engkau naik ke tempat tinggi. Tidak
ada satu anak panah musuhpun yang akan melukaimu. Leherku akan mempertahankan
lehermu.”
HR. Bukhari dan Muslim
Dari ‘Amr bin ‘Abasah RA
katanya: “saya mendengar Rasulullah bersabda:”
“Barangsiapa melempar
dengan sebatang anak panah dalam peperangan fiisabilillah , maka baginya adalah
pahala yang sama dengan memerdekakan seorang hamba sahaya”.
HR. Abu Daud dan Turmuzi
Rasulullah SAW ikut
memanah di hari Uhud, sebagaimana yang diceritakan oleh Qutadah bin al-Nukman,
Rasulullah memanah dengan busurnya hingga terpatah ujungnya.
Telah dikhabarkan oleh
Abdullah bin Muhammad Abu Qasim Al-Thaghari, telah diceritakan kepada kami oleh
Daud, telah diceritakan kepada kami Mubarak yaitu Abdullah bin Abdul
Rahman bin Yazid bin Jabir, telah diceritakan kepada Abu Muslim dari
Khalid bin Yazid, berkata: “Aku adalah seorang pemanah.” Maka Uqbah
bin Amir mendekatiku sambil berkata: “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda:
Akhwat memanah..? Yuuk... ^_^ |
“Sesungguhnya Allah
Subhanahu wa Ta'ala memasukkan tiga orang ke Syurga disebabkan oleh satu anak
panah, yaitu pemilik anak panah itu yang mengharapkan kebaikan daripadanya,
pemanah (yang melepaskan anak panah) dan pembuat anak panah itu. Memanahlah
kamu dan tungganglah kuda, sesungguhnya jika kamu memanah, lebih aku sukai
daripada kamu menunggang kuda, tidak sia-sia seseorang yang melatih kuda untuk
permainan keluarganya dan melatih memanah dengan busur dan anak panahnya.
Barang siapa yang meninggalkan memanah atas kehendaknya sendiri setelah
mempelajarinya, sesungguhnya ia telah meninggalkan (semua kebaikan) ini atau
telah mengingkari perintah Rasul Allah.”
- دم -
- دم -
Komentar
Posting Komentar